안녕하세요 ( Annyeong haseyo )


Ahlan Wa Sahlan

Ahlan Wa Sahlan,안녕하세요 ( Annyeong haseyo ), Welcome to my Blog. Semoga bisa bermanfaat buat kita semua. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Syukron. Barakaalluhu Fiikum

Senin, 28 Mei 2012

Artikel Pendidikan


Di manakah Anda???
Oleh :
Farlin Marion

Sabtu, 26 Mei 2012 adalah waktu pengumuman kelulusan siswa SMA/MA/SMK/sederajat. Jawa timur (JATIM) pada tahun ini mendapatkan peringkat 1 nilai terbaik UN secara nasional, mengalami peningkatan nilai dari tahun 2011. Tapi sangat disayangkan, berita gembira tersebut diimplementasikan para siswa untuk konvoi, yang secara otomatis mengganggu lalu lintas. Memang hal tersebut bukan hal yang baru dari tahun ke tahun seperti itulah yang sering dilakukan siswa. Saya mengatakan mereka itu SISWA karena saya memahami bahwa PELAJAR itu tidak sama dengan SISWA. Pelajar adalah orang – orang (siswa) yang terpelajar, taat beragama, mengerti aturan moral, berbudi pekerti luhur, memiliki disiplin ilmu dan melaksanakan aturan tersebut dengan hati terbuka. Saya mengklasifikasikan kata tersebut karena banyak sekali siswa yang kadang tidak menunjukkan sikapnya sebagai seorang pelajar. Makanya saya mengartikan bahwa siswa itu sebagai orang yang dididik dan dibina, sehingga perbuatannya di dalam masyarakat menjadi cerminan bagi pemuda yang tidak sempat mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Jadi, siswa yang berhasil dalam proses belajar tersebut akan menyandang predikat sebagai pelajar dan siswa yang gagal tetap dinamakan siswa, tapi ingat ya!! tidak ada embel – embelnya produk gagal, atau sampah, dilarang Keras mengatakan produk gagal atau sampah! Berhasil tidak mesti harus nilainya dapat 100, yang penting taat beragama, mengerti aturan moral, berbudi pekerti luhur dan bisa jadi panutan. Banyak orang yang pintar, tapi korupsi. Mendingan Pintar tapi tidak korupsi, enakan???Pinter kok korupsi.....wkwk..wk..wkw....

Jauh hari sebelum pengumuman UN dilaksanakan Kapolda JATIM sudah memberikan suatu instruksi kepada Kapolres untuk mencegah atau mengadakan razia para siswa yang melakukan konvoi, tapi faktanya masih banyak para siswa melakukan konvoi, dari sabtu (26/5) sampai senin (28/5). Sampai kapan mereka berakhir??? Waallahu a’lam. Tapi di mana aparat keamanan yang dalam hal ini di wakili oleh SATPOLANTAS?!?#*?!? Apakah Jember itu cuma daerah Kaliwates, atau sumbersari saja??? Apakah Balung, Wuluhan, Puger dan Ambulu bukan bagian dari Jember???? Lalu kenapa daerah tersebut banyak pelajar yang melakukan konvoi???? Di manakah Anda??!?!?!?!?#?#?#??%?%??^?*??*???
Memang siswa yang melakukan konvoi bukan hanya di jember saja, kalau kita saksikan di TV banyak sekali siswa di daerah lain yang melakukan konvoi. Tapi apakah dengan banyaknya siswa di daerah lain yang melakukan konvoi setelah pengumuman kelulusan terus kita biarkan anak – anak kita melakukan hal yang sama???? Ini kesalahan siapa???/@?@??? Sekolah sebagai tempat menuntut ilmunya, atau orang tua yang di rumah, atau pemerintah yang mengadakan UN, atau POLISI yang tugasnya menjaga keamanan????? Siapa yang SALAH?#?@%?$$?#?!@@??? Konvoi para siswa di wuluhan, hampir tiap 20 – 30 menit insya Allah ada yang lewat dengan rombongannya dengan membunyikan bel dan obokan gas sepeda yang jelek, Ke mana Anda POLISI??? Katanya mau mengadakan razia, jangan janji doang, jangan mempolitisir janji, kita Butuh Bukti Bro ... ayak – ayak wae.... 

Ada yang sangat memperhatinkan dari konvoi tersebut, saya pernah melihatnya sendiri, tidak usah berbicara tahun – tahun yang lalu, tahun sekarang jam 09.25 hari senin, 28 Mei 2012, saya telah menyaksikannya sendiri. siswa yang selama sekolah menggunakan jilbab, tapi waktu konvoi jilbabnya di gantung di pundaknya, ada yang dikibarkan sebagai bendera dan diputar – putar jilbabnya, mereka semua menggunakan pakai seragam sekolah yang dicoret – coret dan di bahu mereka ada identitas sekolah. Innalillahi wainna’ilaihi rojiun. Kalau seandainya yang melakukan itu siswa sekolah negeri atau sekolah swasta yang pelajaran agamanya masih kurang, mungkin bisa dimaklumi karena mereka minimnya pelajaran agama (saya berkata demikian tidak berarti saya menyetujui perbuatan tersebut), tetapi perbuatan tersebut dilakukan oleh siswi sekolah – sekolah yang basisnya pondok, pelajaran agamanya cukup banyak. Selama 3 tahun mereka belajar Figh dan aqidah, belum lagi kalau ada siswa yang dari MTs (totalnya bisa 6 tahun donk) tapi kenapa tidak bisa menjadikan ilmu tersebut sebagai tameng??? Itulah namanya ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT. Na’uzzubillahi min zalik. Saya tidak akan menyebutkan namanya biar masyarakat sendiri yang menilainya. Hal ini secara tidak langsung sudah mencoreng almamaternya sendiri dan menghina guru agamanya. Kami masyarakat akan menilai ternyata sekolah A, B, C, dan sebagainya out put - nya seperti itu ya?@?!?...... 

Sebelum saya akhiri tulisan saya ini, salah seorang teman saya mengatakan “lulus ae hasil nyontek lee...le... kok yho bangga”, ojo greng...grengra....ngono ae kok bangga temen rek... [lulus aja hasil nyontek nak...nak...(lee itu sebutan anak laki – laki di Jawa berasal dari kata TOLE) kok ya bangga, jangan mainkan (ngobok) gas sepeda motor, gitu aja kok bangga sekali bro ]. Itulah pendapat salah salah warga masyarakat, yang sangat kesal dan resah terhadap siswa yang konvoi, untung cuma ngomel, kalau seandainya mereka anarkis piye??? Alhamdulillah kami bukan orang yang suka anarkis, bahkan kami sangat tidak setuju kalau ada ormas yang anarkis, kita  negara hukum, biarkan hukum yang berjalan sekalipun lola (loading lama) kami akan menunggu hasilnya dan tidak akan berbuat anarkis, bahkan kami siap mendukung Anda, tapi di manakah Anda???

Waallahu A’lam....

Senin, 21 Mei 2012

Kisah Teladan


Kejujuran Abdul Qadir Jailani

Dahulu ketika Abdul Qadir Jailani masih kecil, bertepatan dengan hari Arafah, ia keluar mengikuti lembu yang membajak di ladang. Tiba-tiba lembu itu menoleh kepadanya, seraya berkata, "Hai, Abdul Qadir, engkau tidak dijadikan sebagai orang yang penghidupannya bercocok tanam dan tukang bajak sawah seperti ini."
Mendengar ucapan lembu itu, Abdul Qadir menjadi ketakutan, dan segera ia kembali ke rumah. Lalu naik di atas loteng rumahnya, dan di sana ia melihat orang-orang yang sedang wuquf di Arafah. Lalu, ia pun pergi menemui ibunya seraya berkata, "Hai Ibu, serahkanlah aku kepada Allah, dan izinkanlah aku akan pergi ke Baghdad untuk belajar dan berziarah kepada orang-orang saleh."

Ibunya berkata, "Mengapa engkau berkata demikian, dan apa sebabnya?" Abdul Qadir menjawab dengan mengutarakan semua yang terjadi itu, sehingga ibunya menangis karena terharu dari keterangan itu. Lalu, ia menunjukkan kepada Abdul Qadir harta warisan dari ayahnya, berupa uang sebanyak delapan puluh dinar. Empat puluh untuknya dan empat puluh lagi untuk saudaranya.

Kemudian, ibu Abdul Qadir membuatkan saku dalam bajunya di bawah ketiaknya, untuk tempat uang yang dibawanya itu. Kemudian, ia mengizinkannya berangkat, dan berpesan kepadanya agar selalu berkata benar dan berlaku jujur dalam segala hal. Akhirnya, dia pun pergi dan memberi ucapan selamat tinggal kepadanya.

Ibunya berkata, "Hai anakku, berangkatlah kamu, dan kau telah kutitipkan kepada Allah. Maka mungkin wajah ini tidak lagi akan kulihat, hingga hari kiamat nanti."

Kemudian, dia berangkat bersama-sama dengan kafilah yang menuju Baghdad. Ketika baru meninggalkan Hamdan, tiba-tiba rombongan kafilah itu telah dikepung enam puluh orang berkendaraan kuda, lalu mereka merampok semua yang ada pada kafilah, kecuali hanya Abdul Qadir yang tidak diganggu. Ketika salah seorang dari mereka berlalu di depannya, ia bertanya, "Hai orang fakir, kau mempunyai apa?"
Abdul Qadir menjawab, "Empat puluh dirham."
Perampok itu bertanya, "Di mana?"
Abdul Qadir menjawab, "Terjahit di dalam saku di bawah ketiakku."

Karena perampok itu mengira bahwa Abdul Qadir itu mengejek, ia pun tidak digeledahnya, dan ditinggalkannya begitu saja.

Akhirnya datanglah perampok yang lain dan bertanya, "Hai orang fakir, kau mempunyai apa?"
Abdul Qadir menjawab, "Empat puluh dirham."
Perampok itu bertanya, "Di mana?"
Abdul Qadir menjawab, "Terjahit di dalam saku di bawah ketiakku."

Perampok ini pun meninggalkan Abdul Qadir. Kemudian, ketika perampok-perampok itu sampai pimpinannya, dan semua hasil barang rampasannya telah diserahkan kepada pimpinan, lalu pemimpin itu bertanya kepada anak buahnya, "Apakah sudah beres semua?"
Dua orang anak buahnya menjawab, "Tadi di sana ada seorang anak yang berpakaian jelek, dan kami tanya, ia mempunyai uang empat puluh dirham. Dan kami tidak mengira bahwa dia mempunyai uang sebanyak itu, karena kami melihat keadaannya yang demikian rupa."
Pemimpin perampok itu bertanya, "Sekarang di mana dia itu?"
Jawab kedua anak buahnya, "Di sana!""Panggil dia ke mari," sahut pemimpin perampok itu. Kemudian, kedua anak buahnya pergi dan membawa Abdul Qadir ke hadapan pemimpinnya di atas bukit yang mereka sedang membagi hasil rampasan itu. Lalu, pemimpin rampok itu bertanya kepada Abdul Qadir, "Wahai anak muda, apa yang kaum bawa?"
Jawab Abdul Qadir, "Empat puluh dirham."
Pemimpin perampok itu bertanya, "Di manakah itu?"
Abdul Qadir menjawab, "Terjahit di dalam saku di bawah ketiakku."

Kemudian dia diperiksa, dan memang ada uang empat puluh dirham. Mereka bertanya, "Mengapa engkau mengaku berterus terang?"Jawab Abdul Qadir, "Karena, ibuku berpesan supaya selalu berkata benar dan jujur, dan aku tidak akan menyalahi janjiku kepadanya."

Mendengar jawaban Abdul Qadir yang begitu polos dan jelas itu, tiba-tiba pemimpin perampok itu menagis dan berkata, "Engkau tidak mengkhianati janjimu kepada ibumu, sedang kami semua ini sudah bertahun-tahun menyalahi dan melanggar larangan Allah. Maka, sejak hari ini kami bertobat kepada Allah."

Akhirnya, kawanan perampok itu bertobat semuanya, lalu mereka berkata, "Engkau pimpinan kami dalam perampokan, maka kamu juga pimpinan kami dalam bertobat."Kemudian, rampasan itu dikembalikan kepada orang-orang kafilah itu semuanya.

Sumber: 1001 Kisah-Kisah Nyata, Achmad Sunarto

Jumat, 04 Mei 2012

Resensi Buku


BEGINI SEHARUSNYA MENJADI GURU

Penulis                :   Fu’ad Bin Abdul Aziz asy - Syalhub
Judul Asli           :   Al – Mu’allim al- Awwal
                                (Qudwah Likulli Mu’allim wa Mu’alimah)
Penerbit              :   Dar – Qasim Riyadh
Edisi Indonesia   :   Begini Seharusnya Menjadi Guru
Penerbit              :   Darul Haq Jakarta

Mengambil bagian profesi sebagai guru adalah sesuatu hal yang tidak semua orang mampu melakukannya. Padahal pekerjaan mendidik seorang generasi muda tidak mesti harus dibebankan semuanya pada sekolah/madrasah, di rumah orang tua harus mampu melanjutkan estafet pendidikan moral dan estetika, memberikan kesempatan kepada seorang anak untuk menerapkan pengetahuannya, dan sebagainya. Pengajaran harus ada kesinambungan antara guru, orang tua, dan siswa. Oleh sebab itu secara tidak langsung orang tua adalah guru panutan putra – putranya di rumah.   

Buku ini terbagi dalam tiga bab besar yakni bab pertama menjelaskan tentang karakter – karakter yang mesti dimiliki seorang pengajar, diantaranya: mengikhlaskan ilmu untuk Allah Ta’ala, jujur, serasi antara ucapan dan perbuatan, berakhlak mulia, tawadhu’, dan lain – lain (ada 11 poin yang harus dimiliki seorang guru dalam bab pertama ini). Ciri khas dalam buku ini adalah menjelaskan isi permasalahan dan dipondasi dengan dalil baik dari Al Qur’an maupu Hadits, dan terkadang menggunakan penjelasan para ulama terkait permasalahan, kemudian setiap akhir dari sub bab akan dibuat suatu kesimpulan.

Bab kedua menjelaskan tugas dan  kewajiban guru yang harus dilakukan. Ketika seorang pendidik mengetahui tugas dan kewajibannya dan kemudian mengikhlaskannya untuk Allah, maka seorang pendidik akan bekerja dari hati, mampu bertahan di setiap terpaan badai permasalahan anak didik dan lingkungannya. Di sini akan menguraikan secara detil dalam tujuh pokok bahasan. Kemudian bab terakhir tentang sistem dan metode mengajar. Dalam bab ketiga akan mengangkat dua puluh inti permasalahannya. Variasi metode mengajar harus disesuaikan dengan karakter materi dan siswa. Tujuannya agar materi pengajaran dapat tersampaikan dengan baik, siswa tidak jenuh baik terhadap guru atau pengajarannya. Jadi, agar menghasilkan generasi pendidik yang handal dan tangguh, maka guru dan orang tua harus tahu bagian perannya masing – masing dan cepat tanggap terhadap permasalahannya. Pelajaran utama yang paling penting dari terpenting adalah membersihkan nilai – nilai negatif dan virus – virus jahiliyah agar generasi muda mampu menjalani kehidupan yang selamat dunia dan akhiratnya.

Profesi sebagai pendidik memang mudah, di pundaknyalah terpikul tanggung jawab yang agung yaitu membentuk generasi dan mengarahkannya kepada jalan Allah Ta’ala. Yang harus senantiasa diingat bahwa apa yang diajarkan akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah Ta’ala, dan jangan sampai predikat sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dengan imbalan kecil, akan ditambah dengan azab di akhirat. Memang posisi guru adalah posisi sosial yang paling strategis dalam sebuah sistem, memiliki kedudukan yang tinggi dan utama dalam islam. Guru adalah ujung tombak gerakan perubahan. Banyak orang tua yang menggantungkan harapan besar akan masa depan putra – putrinya. Didikan dengan sentuhan lembut guru sangat diharapkan, sehingga masa depan dunia dan akhiratnya bisa dilalui dalam kehidupan yang fana ini. Maka takutlah kepada Allah dalam mendidik putra – putri kaum muslimin, jangan sekali – kali mengajarkan mereka sesuatu yang tidak diridhai Allah, karena itu akan membuahkan keterlanjuran negatif yang menakutkan. Didiklah mereka dengan Agama Allah dan tempulah metode yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam.

Dalam buku ini, Anda bisa dapatkan metodologi mendidik yang penuh teladan, selamat, dan lurus yang diambil dari contoh – contoh sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dalam mendidik para sahabat radhiyallahu’an. Ingat, bahwa metode yang baik, bisa jadi lebih berpengaruh daripada kuatnya materi. Dan kedua komponen ini tampil padi dalam buku ini. Buku ini dipersembahkan untuk setiap orang tua dan khususnya para pendidik serta akademisi. Waallahu a’lam. Barakallahu fiikum. (Admin FaresT)