안녕하세요 ( Annyeong haseyo )


Ahlan Wa Sahlan

Ahlan Wa Sahlan,안녕하세요 ( Annyeong haseyo ), Welcome to my Blog. Semoga bisa bermanfaat buat kita semua. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Syukron. Barakaalluhu Fiikum

Minggu, 18 Maret 2012

Resensi Buku


KUTITIP SURAT INI UNTUKMU

Penulis    :   Al Ustadz Armen Halim N, Lc Rahimahullah
Judul       :   Kutitip Surat Ini Untukmu
Penerbit  :   Nadwah Publishing – Pekan Baru
 
Risalah kecil ini merupakan kumpulan dari tulisan yang ada tentang berbakti kepada orang tua, lalu penulis daur ulang dengan gaya bahasa penulis sendiri. Berbakti kepada orang tua adalah salah satu ibadah yang termulia disisi Allah ta’ala. Ketahuilah bahwa ridho-Nya Allah juga tergantung kepada ridho orang tua. Karenanya orang – orang sholih berlomba demi meraihnya, dan orang – orang beriman pun menghabiskan waktunya demi memperoleh keutamaannya. Sesungunya orang tua adalah pintu jannah yang ditengah, sekiranya engkau mau, sia – siakan pintu itu atau jagalah!
Ada sebuah kisah yang sangat menarik dan patuh kita teladani bersama, yakni: kisah anak adam yang bernama “Uwais al Qorni”, orang yang sangat berbakti kepada ibunya. Walaupun rosullullah shallallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah bertemu langsung  dengan beliau, tapi panutan kita Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan kepada para sahabatnya agar memohon istighfar kepada Allah melalui Uwais al Qorni. Mengapa??? Karena Uwais al Qorni memiliki doa yang mustajab, berkat kesungguhannya dalam berbakti kepada ibunya.
Penyajian risalah ini dalam bentuk surat – menyurat antara seorang ibu dengan anaknya. Hal ini disengaja oleh penulis agar lebih mudah dipahami dan lebih melekat ke dalam hati. Karena ia ditulis dengan hati yang suci, semoga getarannya akan sampai juga ke hati yang suci pula, dan karena ia merupakan gambaran kecil dari kehidupan sehari – hari.
Risalah ini memaparkan tentang goresan tangan seorang ibu yang merasakan kepedihan dan kesedihan yang ditujukan untuk anaknya, dan surat balasan dari anak tersebut kepada bundanya.Risalah tersebut terdiri dua bab yakni: bab pertama Surat Ibu kepada Putranya, dan Bab kedua Surat Balasan untuk Ibu. Pada bab pertama memaparkan tentang curahan hati sang ibunya, mulai sejak  anaknya dalam kandungan sampai dia menikah. Setiap kali menulis, setiap itu pula goresan tulisan terhalangi oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hatinya terluka. Kemudian di akhir surat bundanya menulis untaikan kalimat yang sangat indah dan patut kita pahami bersama yakni : “bagunlah nak. Uban sudah merambat dikepalamu, akan berlalu masa sehingga engkau menjadi tua, dan al jaza’ min jinsil ‘amal .... engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam. Selanjutnya ibunya berpesan: wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya! Sesunggunya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.
Bab kedua ini mencerikan isi surat balasan seorang anak kepada bundanya. Setelah dia menulis memuji – muji Allah dan memanjakan shalawat dan salam kepada rosulullah, keluraganya, dan para sahabatnya. Putranya memaparkan konsinya setelah menerima surat ibunya yang ditulis dengan airmata dan duka, dia mengejanya kata demi kata, tidak ada satu hurufpun yang terlewatkan. Disebutkan dalam suratnya, bahwa putranya membaca surat bundanya semenjak Isya’ dan baru selesai membacanya setelah ayam berkokok, fajar telah terbit dan azan telah dikumandangkan. Surat tersebut bagi putranya bagaikan  petir kemurkaan dan dia membacanya dengan airmata yang tak pernah berhenti. Kemudian putranya meminta maaf atas kealfaan dan kesalahanya. Dan diakhir suratnya dia berkata: “Ibu .... sesampainya suratku ini, insya allah, tidak akan ada lagi air mata yang jatuh karena ulah anakmu, setelah ini tidak ada lagi kejauhan antaraku dengan mu, kebahagianmu adalah kebahagianku, kesedihanmu adalah kesedihanku, tawamu adalah tawaku dan tangismu adalah tangisku. Aku berjanji untuk selalu berbakti kepadamu buat selamanya dan aku berharap aku dapat membahagiakanmu selagi mataku masih berkedip”.
Mudah – mudahan para pembaca dapat mengambil hikmah dari surat – menyurat tersebut. Sebenarnya isi surat dalam risalah tersebut masih panjang tetapi kami ambil sedikit ringkasan yang menurut kami itu penting. Dan mungkin ringkasan yang kami buat ini masih belum mencerminkan isinya secara keseluruhan, oleh karena itu kami harapkan para pembaca dapat mendapatkannya di toko – toko buku terdekat. Mohon maaf yang sebesar – besarnya jika ada kata yang kurang berkenan dan perlu diketahui bahwa kami TIDAK MENJUAL BUKU. Ini hanya sebuah wadah untuk berbagi sebuah informasi tentang buku – buku islam. Semoga bermanfaaat. Barakallahu Fiikum. (Admin FaresT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar